Media Sosial dan Pengaruhnya bagi Psikologis Remaja
oleh : Dwitatera Fitri Avila
Pada masa sekarang, globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Penggunaan teknologi sebagai bagian dari globalisasi menjadi sesuatu yang umum dan menjadi keharusan. Internet dan media sosial merupakan salah satu dampak dari penggunaannya globalisasi ini. Kemunculan media sosial dengan berbagai sarananya membuat komunikasi antar individu dapat berlangsung lebih mudah dengan cakupan wilayah yang luas. Dalam beberapa tahun kebelakang dapat dilihat bahwa media sosial sudah sangat melekat dengan kehidupan manusia, tak terkecuali para remaja. Menurut data, 130 juta orang Indonesia tercatat aktif di media sosial (Haryanto, 2018). Bahkan dalam pendidikan, sudah diberlakukan kurikulum dimana belajar dilakukan bukan hanya di dalam kelas dan informasi dapat dicari melalui internet, dan internet serta media sosial dengan kemudahannya sangat berdampak pada siswa yang umumnya merupakan remaja.
Namun, dalam kenyataannya, media sosial selain digunakan untuk berkomunikasi dan mencari informasi, juga memiliki dampak negatif. Remaja dan perkembangangannya masih memiliki mental yang labil sehingga membuat para remaja mudah sekali dipengaruhi. Banyak remaja yang tidak mengerti dengan jelas bahwa informasi yang mereka baca dan terima dari media sosial itu benar atau tidak. Dan di negara kita, Indonesia, media sosial telah banyak menarik perhatian masyarakat.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya jati diri (identity). Remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Lalu apa saja pengaruh media sosial terhadap psikologis remaja?
Berikut beberapa pengaruh media sosial baik itu positif maupun negatif bagi psikologis remaja:
1. Memicu depresi
Prof. Siswanto Agus Wilopo pada acara Pre-Convention on Depression and Culture: The Untold Story di Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa media sosial memberikan dampak buruk pada kondisi psikologis remaja yaitu memicu depresi. Salah satu penyebab stres tersebut dikarenakan tekanan akan pemahaman mengenai gambaran diri atau body image yang dilihat dari media sosial. Standar-standar yang muncul dari media sosial sering menimbulkan pressure untuk menampilkan diri menjadi sama sesuai dengan apa yang remaja tersebut lihat, dan membuat para remaja kehilangan kepercayaan diri dan tidak merasa bersyukur.
2. Membantu dalam menemukan jati diri
Dengan adanya media sosial juga membantu remaja dalam menemukan jati diri. Di dalam media sosial terdapat isu dan informasi serta komunitas dimana minat-minat dicurahkan. Remaja dapat bergabung dengan remaja lainnya dan membahas minat yang sama, mengekspresikan diri, serta ikut pula dalam pembahasan mengenai topik yang menarik perhatian dan minat mereka. Hal itulah yang dapat membangun identitas diri remaja.
3. Munculnya budaya Cyber-Bullying
Banyak munculnya kasus cyber bullying umumnya dilakukan oleh para remaja. Rata-rata pelaku dan korban dari kasus ini, merupakan remaja yang usianya masih sangat muda. Para remaja yang masih sangat muda ini, belum cukup matang untuk memahami bahwa terdapat dampak dari informasi yang ia share sehingga memicu timbulnya kasus-kasus perkelahian di media sosial.
4. Membangun relationship dan Cultural Awareness
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, luasnya jaringan media sosial sangat memungkinkan remaja untuk berkenalan dengan orang-orang dari mana saja, baik dari luar kota hingga luar negeri. Remaja dapat tetap berkomunikasi dengan kenalan lamanya atau berkenalan dengan orang baru.
5. Menimbulkan kecanduan
Kecanduan juga dialami ketika menggunakan media sosial. Meskipun beberapa remaja sadar bahwa media sosial tidak membuat diri mereka menjadi jauh lebih baik. Hal itu sama seperti pecandu narkoba yang kecanduan dan berharap menjadi lebih baik, padahal tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Matilda (2018), membuktikan bahwa kecanduan sosial berkorelasi positif dengan komunikasi interpersonal dewasa awal. Semakin tinggi penggunaan media sosial, semakin rendah komunikasi interpersonal dewasa awal, dan begitu pula sebaliknya.
Dari semua pengaruh yang sudah dijelaskan diatas, kesimpulannya bahwa media sosial tentu saja sama seperti hal lainnya dalam hidup ini, memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, tentu saja ketika itu berlebihan dan tidak digunakan secara bijaksana akan menimbulkan dampak negatif. Dan berhenti menggunakan media sosial sementara waktu mungkin saja dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis. Jika kamu merasa media sosial kurang bermanfaat, cobalah istirahat dan berhenti menggunakan media sosial, dan lihat apa dampaknya. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Gloria. 2018. Media Sosial Jadi Pemicu Depresi pada Remaja. Diambil dari https://ugm.ac.id/id/berita/16184-media-sosial-jadi-pemicu-depresi-pada-remaja, diakses pada 29 Juni 2019
Haryanto, Agus Tri. 2018. 130 Juta Orang Indonesia Tercatat Aktif di Medsos. Diambil dari https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-di-medsos, diakses pada 29 Juni 2019
Putra, Johan Satria. (2018). Peran Syukur sebagai Moderator Pengaruh Perbandingan Sosial terhadap Self-esteem pada Remaja Pengguna Media Sosial. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 3(2). doi: http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v3i2.2650
Putri, Matilda Devina Nirmala. 2018. Hubungan Kecanduan Media Sosial dengan Kualitas Komunikasi Interpersonal pada Usia Dewasa Awal. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Putri, Wilga S., dkk. 2016. Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Remaja. Prosiding KS: Riset & PKM, 3(1)
MELINDAVID-19 Casino-Casino-Betwinar NAMCO-10-2021
ReplyDeleteMELINDAVID-19 Casino-Betwinar NAMCO-10-2021 is a 부산광역 출장안마 gambling institution which 서귀포 출장마사지 facilitates gambling 안성 출장마사지 with the use 인천광역 출장샵 of cryptocurrency, credit, and cryptocurrency. 바카라